Senin, 13 September 2010

TRADISI – TRADISI DI PULAU BALI

A. Sesaji di Pulau Bali
Pulau Bali mempunyai adat istiadat jawa yang kuat. Sebagian besar penduduk bali percaya bahwa pohon-pohon besar mempunyai kekuatan gaib karena dihuni oleh makhluk gaib. Hal itu didasarkan karena kita hidup didunia ini berdampingan dengan alam lain yang tak nampak di pandang mata,sehingga kita harus menghormati makhluk tersebut (tidak mengganggu). Sehubungan dengan hal tersebut,maka disetiap pohon-pohon besar pasti terdapat sesaji sebagai tanda penghormatan,meminta keselamatan dan rizki. Tak hanya itu pohon-pohon besar juga diselubungi kain kotak-kotak berwarna putih dan hitam. Maksud dari kain berwarna putih dan hitam tersebut ialah sebagai simbol bahwa hidup didunia ini ada putih(kebaikan) dan hitam(kejahatan). Keduanya saling berdampingan dimana ada kejahatan pasti ada kebaikan untuk melawannya dan sebaliknya setiap ada kebaikan pasti ada kejahatan yang harus dihentikan. Seperti dalam tari barong dan keris yang mengisahkan antara kebajikan dan kebatilan.

B. Bayi Ajaib.
Terdapat patung bayi raksasa yang dipercaya penduduk sekitar bahwa patung tersebut adalah patung ajaib. Patung tersebut dapat menangis dan tertawa pada malam hari,hal ini sesuai dengan mengakuan warga sekitar. Ajaibnya,setiap bayi tersebut menangis itu merupakan pertanda buruk bagi penduduk sekitar (misal pertanda kematian atau kecelakaan) dan sebaliknya jika bayi tersebut tertawa maka pertanda baik.

C. Tumpek Pengatag
Dalam konsepsi Hindu, Tumpek Pengatag dikenal juga sebagai
Tumpek Wariga, Tumpek Uduh atau Tumpek Bubuh. Upacara dipersembahkan
kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Sangkara,
Dewa Penguasa Tumbuh-tumbuhan yang dikonkretkan melalui mengupacarai
pepohonan. Memang, menurut tradisi susastra Bali, yang menyebabkan
tumbuh-tumbuhan hidup dan memberikan hasil kepada manusia adalah Hyang
Sangkara. Karenanya, ucapan syukur dan penghormatan kepada Hyang
Sangkara mesti dilakukan manusia dengan mengasihi segala jenis tumbuh
tumbuhan. Dengan demikian, sejatinya, perayaan hari Tumpek Pengatag
memberi isyarat dan makna mendalam agar manusia mengasihi dan
menyayangi alam dan lingkungan yang telah berjasa menopang hidup dan
penghidupannya. Pada Tumpek Pengatag, momentum kasih dan sayang kepada
alam itu diarahkan kepada tumbuh-tumbuhan. Betapa besarnya peranan
tumbuh-tumbuhan dalam memberi hidup umat manusia. Hampir seluruh
kebutuhan hidup umat manusia bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Mulai
dari pangan, sandang hingga papan. Itu yang menyebabkan tumpek Pengatag jauh lebih dikenal dengan nama Hari Bumi Ala Bali.

D. Pengelipuran
Pengelipuran adalah sebuah desa kecil di pinggiran kota sejuk, Bangli, Bali sekitar 40 km dari kota Denpasar. Secara dinas Desa Pekraman Pengelipuran termasuk Kelurahan Kubu. Dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang menempati sekitar 76 rumah keluarga atau satu rumah ditinggali sekitar 3 kepala keluarga. Kebanyakan dari mereka adalah petani. Meski sekarang sudah mulai ada yang menjadi pegawai negeri atau bekerja di sector pariwisata lainnya.
Pengelipuran adalah salah satu desa tradisional atau desa tua di Bali atau sering disebut Bali Aga atau Bali Mula. Tapi di desa kecil ini tradisi begitu kukuh dipegang oleh masyarakatnya. Terutama yang berkaitan dengan penataan pekarangan rumah. Di tengah gempuran arus modernisasi, keteguhan masyarakat Pengelipuran tampak dari rapinya penataan kawasan hunian masyarakat setempat.Desa pengelipuran laksana sebuah taman yang dibentuk dengan arsitektur maha sempurna.
Penataan rumah dan pekarangan sangat ketat dan mengikuti ketentuan Asta Kosala-Kosali, Asta Bumi, Sikut Karang dan berbagai aturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis lainnya. Karenanya, setiap pekarangan dan rumah di Desa Pengelipuran selalu mempunyai pola atau tatanan yang sama. Posisi paling barat ditempati oleh sebuah joli yaitu tempat tinggal utama. Dimana sebagian besar penghuni rumah tinggal disini. Juga dimanfaatkan untuk menerima tamu.
Masuk lebih dalam lagi akan dijumpai pewaregan (dapur) di bagian utara dan bale saka nem di sebelah selatan. Dapur memang berfungsi sebagai dapur dan tempat tinggal orang tua, dan kadang dipakai sebagai atempat mekemit (menyucikan diri, tapa brata) ketika seseorang dari keluarga yang tinggal di pekarangan itu melakukan suatu ritual adat keagamaan. Sedangkan bale saka nem lebih banyak berfungsi untuk kegiatan manusia, yaitu ritual yang berkaitan dengan upacara terhadap manusia, seperti metatah dan tempat jenazah ketika salah seorang penghuni pekarangan itu meninggal dunia.
Lesung di sebelah utara, berdampingan dengan lumbung di sebalah selatan. Lesung di sini ternyata diberi tempat khusus dan diberi atap. Fungsinya selain sebagai sarana untuk menumbuk padi, jagung atau bahan makanan lainnya, di sekitar lesung juga dimanfaatkan untuk mebat atau metanding ketika akan melaksanakan suatu kegiatan/ritual keagamaan. Diseberangnya berdiri lumbung yang dipakai sebagai tempat menyimpan hasil pertanian terutama gabah.
Paling ujunng atau paling timur adalah bangunan sanggah yang hamper berdampingan dengan kamar mandi. Mungkin kamar mandi merupakan hasil akulturi dari budaya modern. Karena sebelumnya masyarakat Pengelipuran lebih banyak memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan MCK-nya.
Tradisi-tradisi lainnya pada umumnya sama dengan tradisi desa adat lainnya di Bali. Mulai dari perangkat desa adat dan system pemerintahan desa adat semua hampir sama dengan system pemerintahan desa adat pada umumnya. Jika di Tenganan konon wanita Desa Tenganan tidak diijinkan kawin keluar desa Tenganan, di Pengelipuran tradisi ini tidak ada.
Semangat masyarakat disana bukan cuma nampak dari cara mereka menata pekarangannya. Mereka juga sangat aktif mempertahankan tradisi-tradisi lainnya seperti seni tabuh. Jari-jari anak-anak lincah memainkan panggul gangsa menari di atas gangsa menghasilkan tetabuhan Bali.

TARI BARONG DAN KERIS BALI

A. Latar Belakang.
Tari Barong dan Keris adalah salah satu kebudayaan yang terdapat di Pulau Bali. Latar belakang Tari Barong tersebut ialah untuk menunjukan bahwa di dunia ini terdapat dua hal unsur penting yaitu “Kebajikan” dan “Kebatilan”. Dua hal tersebut selalu berlawanan bahkan terjadi pertengkaran antara keduanya. Dimana “Kebajikan” yang dikodratkan melawan “Kebatilan”,tapi disatu sisi “Kebatilan” tak mau kalah pula. Selain itu Tari Barong juga dapat menghibur karena alur cerita dibuat menarik dan terdapat unsur humor.

B.Tujuan.
I.Tujuan diselenggarakannya Tari Barong dan Keris
Tari Barong Dan keris merupakan kebudayaan yang bersifat dinamis,yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang:
• Perkembangan kebudayaan tari di Indonesia.
• Peranan kebudayaan dalam menunjang pembangunan bangsa.
• Keberhasilan pembangunan di bidang kebudayaan dalam rangka pembangunan nasional dan mewujudkan wawasan nusantara.
II. Aspek yang Dituju
• Sejarah
Informasi tentang sejarah Budaya Tari Barong dan Keris di Indonesia dan mewariskan kepada generasi muda atas nilai-nilai yang terdapat pada Tari Barong dan Keris.
• Pendidikan
Layanan pemanduan kepada para pengunjung atau masyarakat,khususnya pelajar yang akan melakukan penelitian dan pendidikan di bidang budaya.
• Pariwisata
Berperan dalam pengembangan pariwisata di Indonesia dengan sajian acara berupa tarian dan drama.


C. Tokoh Yang Terdapat Dalam Tari Barong dan Keris.
Seperti yang kita ketahui dalam suatu pertunjukan tokoh adalah unsur utama yang terdapat didalamnya dengan membawakan peran dan karakter sehingga suatu pertunjukan menjadi menarik. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam Tari Barong dan Keris adalah:
• Barong
• Kera
• Tiga orang perusak hutan
• Rangda
• Dua orang pengikut Rangda
• Dewi Kunti
• Pengikut-pengikut Dewi Kunti
• Patih
• Sahadewa
• Dewa Siwa
• Kalika


D.Cerita Tari Barong Dan Keris.
Tarian Barong menggambarkan pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Barong adalah makhluk mithologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangda adalah yang maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”.

 GENDING PEMBUKA
Barong berada didalam hutan kemudian muncul kera mendekati barong,tak begitu lama datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera kemudian berkelahi. Saat berkelahi kera berhasil memotong hidung salah seorang dari mereka.




 BABAK PERTAMA
Dua orang penari muncul dengan tariannya. Mereka adalah pengikut-pengikut dari Rangda yang sedang mencari pengikut-pengikut Dewi Kunti. Pengikut-pengikut Dewi Kunti tersebut sedang dalam perjalanan untuk menemui Patihnya.

 BABAK KEDUA
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba dihadapan Patih. Salah satu pengikut Rangda berubah menjadi setan (Semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui Patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.

 BABAK KETIGA
Sahadewa adalah anak dari Dewi Kunti. Dewi Kunti berjanji akan menyerahkan Sahadewa kepada Rangda sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan memasukkan roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan kepada Patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan Patih tersebut tak luput dari kemasukkan roh jahat oleh setan mengikuti perintah Dewi Kunti membuang Sahadewa ke hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.

 BABAK KEEMPAT
Dewa Siwa datang,ia memberikan keabadian kepada Sahadewa tanpa sepengetahuan Rangda. Tak lama kemudian Rangda datang untuk membunuh Sahadewa tapi betapa terkejutnya Rangda yang tak berhasil membunuh Sahadewa yang telah diberi kekebalan yang dianugrahi oleh Dewa Siwa. Karena putus asa,Rangda menyerah kepada Sahadewa. Dia memohon untuk diselamatkan agar dapat masuk surga. Permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa. Akhirnya Rangda masuk surga.

 BABAK KELIMA
Kalika adalah seoarang pengikut Rangda menghadap Sahadewa. Terjadi perkelahian antara Kalika dan Rangda. Kalika berubah menjadi “Babi Hutan”. Didalam pertarungan antara tersebut Sahadewa mendapat kemenangan. Kalika(Babi hutan) tidak putus asa. Dia berubah menjadi “Burung” tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Sahadewa. Dan akhirnya Kalika(Burung) berubah rupa menjadi Rangda. Kerena Rangda sangat sakti maka Sahadewa berubah menjadi Barong. Karena sama-sama sakti pertarungan antara Barong melawan Rangda tersebut tidak ada yang menang. Dengan demikian pertarungan ini berlangsung terus abadi antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Pengikut-pengikut Sahadewa(Barong) dengan membawa keris ikut melawan Rangda. Mereka semua tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda. Karena kagum pada kesaktian Rangda maka pengikut-pengikut Barong menujuk dada mereka dengan keris yang mereka bawa. Pertunjukan diakhiri dengan penujukan keris ke dada tersebut. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahka pengikut Barong juga kuat seperti halnya Rangda.


E. Lokasi dan Jam Kerja
Pertunjukan Tari Barong dan Keris diadakan di dalam aula,yang bertempat di Celuk (Sukawati),Gianyar. Telp.(0361)294230. Pertujukan Tari Barong dan Keris dapat dinikmati selama 1,5 jam. Biasanya pertunjukan dimulai dari pukul 09.30-10.30. Pertunjukan diselenggarakan setiap hari.

semoga bermanfaat

Macam-macam Narkoba dan Bahayanya

Kata Narkoba tentu sudah tak asing di telinga kita bahkan kebanyakan pelajar tidak hanya mengenalnya saja tapi juga memakainya. Narkoba tersebut bermula dari Samaria sebagai sari bunga opion yang kemudian dikenal opium (candu= papavor somniferitum). Selanjutnya bunga ini menyebar hingga India,Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya. Semakin majunya teknologi pada tahun 1806 dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner mencampurkan candu dengan amoniak yang diberi nama morphin. Selanjutnya Morphin oleh Alder Wright dari London direbus bersama asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) yang diberi nama Heroin.

Narkoba yang cepat beredar di masyarakat antara lain Ecstasy, Shabu-shabu ,Putauw, Ganja,dan pil Koplo. Ke 5 obat-obatan tersebut mempunyai dampak yang berbeda-beda bagi tumbuh. Tapi yang jelas dari ke 5 narkoba itu merusak organ tubuh.

Tadi saya sebutkan yang pertama yaitu Ecstasy yang digunakan dlm bentuk kapsul, dikunyah,ataupun ditelan dg air mineral. Harganya sangat mahal maka hanya untuk golongan menengah keatas. Reaksi setelah memakai Ecstasy ialah rasa ingin tertawa (gembira),muka pucat,mata sayup,over akting. Setelah dikonsumsi terus menerus Ecstasy berakibat merusak saraf terutama saraf mata,merusak otak,dan tulang gigi keropos. Sedangkan Shabu2 yang berbentuk bubuk sangat mudah didpt dg harga 1 gr Rp 200.000,- jenis blue sky yang mahal 1 gr Rp 500.000,- untuk 8 orang.biasanya dipakai 2 kali seminggu. Reaksi setelah mengkonsumsi ialah kuat tidak makan dan tidur berhari2,rasa haus bertambah,gairah seks meningkat,selalu ingin menambah shabu2. Sesuai hasil penelitian ternyata shabu2 dapat membentuk kristal mengakibatkan paru2 mengkeras dan tak dapat berfungsi lagi sehingga sering mengeluh sesak napas yang tentunya berujung kematian,selain itu shabu2 jg berakibat tekanan darah meningkat, pendarahan otak,dan gangguan irama detak jantung.

Kebanyakkan pengguna putauw adalah remaja karena cocok untuk kantong remaja. Sehingga disebut Paket hemat dengan harga Rp25.000,00. cara penggunaan ialah diisap secara bersama sama oleh kelompok. Padahal dg diisap dapat mengakibatkan hidung berdarah atau ingusan. setelah hidung tersumbat biasanya pecandu menggunakan suntikan,cara ini berbahaya karena bisa terjadi keracunan waktu darah dikeluarkan dan dikocok bercampur putauw. Dapat terjadi emboli ialah kemasukan udara dan menyumbat jantung shg jantung berhenti berdetak. Putauw menuntut dosis yang lebih banyak biasanya berkelipatan 2, misalnya 1 suntik,2suntik,4 suntikan dan selanjutnya. Reaksi setelah mengkonsumsi putauw ialah berkhayal,hidung gatal,tidak dapat berkonsentrasi,dan mengantuk.

Ganja berbentuk daun2an kering dalam amplop yang berukuran 25 x15 cm. Harganya Rp10.000,-.akibat pengguanaan ganja ialah pendengaran berkurang,infeksi paru2,kemampuan membaca berkurang bahkan yang lebih parah ialah skizofrenia atau kegilaan dikalangan orang yang jiwanya labil. Akibat yang lebih lanjut ialah koma. Pil koplo mudah didapat sealin itu jg sangat mudah dapat dijangkau oleh lapisan masyarakt. Harganya Rp 10.000,- setiap 10 biji. Macam2 pil koplo antara lain lezotan,magadon,nipam. Reaksi pemakaian ialah berbicara terus dan jadi berani. Akibat mengkonsumsi pil koplo ialah ketergantungan,kerusakan otak dan syaraf,bersikap kasar dan kemauan berkelahi.

Semoga dengan Bimbingan Narkoba Untuk Pelajar dapat bermanfaat. Sebagai generasi muda kita harus menghindari obat2 terlarang tersebut untuk menunjukan prestasi. Kita mempunyai moto Prestasi YES Narkoba No.

Minggu, 05 September 2010

PEMBAKUAN BAHASA

Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia, sebab bahasa merupakan alat bagi manusia untuk berinteraksi. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya kita sering menggunakan kata non baku. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakan sama yaitu bahasa Indonesia. Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan situasi dan kondisinya.
Pembakuan bahasa juga dibutuhkan masyarakat. Usaha pembakuan bahasa tersebut bertujuan agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, cepat, dan efisien dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.

A. Pengertian Pembakuan Bahasa
Pembakuan disebut juga standardisasi. Menurut J.S. Badudu pembakuan atau standardisasi adalah penetapan aturan-aturan atau norma-norma bahasa. Berdasarkan bahasa yang dipakai oleh masyarakat, ditetapkan pola-pola yang berlaku pada bahasa itu. Pola yang dipilih itulah yang dijadikan acuan. Bila kita akan membentuk kata atau menyusun kalimat, maka bentukan itu haruslah mengacu pada pola bahasa yang sudah ditetapkan.
Pembakuan bahasa dapat dilakukan terhadap tulisan, ejaan, ucapan, perbendaharaan kata, pembentukan istilah, dan penyusunan tata bahasa. Pembakuan bahasa dapat dilakuan dengan berbagai cara, antara lain yaitu :
1. Standardisasi dapat dilakukan secara spontan, seperti penetapan bahasa Melayu Riau sebagai standar bahasa Melayu yang dipakai oleh sekolah-sekolah sebelum Perang Dunia ke-2,
2. Standardisasi dapat dilakukan secara terencana, seperti penyusunan suatu sistem ejaan, misalnya ejaan Suwandi, Van Ophyusen, dan penerapan istilah-istilah ilmu pengetahuan oleh Komisi Istilah.

B. Fungsi Pembakuan Bahasa.
Pembakuan bahasa mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut:

1. Efisiensi dan efektivitas komunikasi
Dengan adanya bahasa baku, komunikasi dengan menggunakan bahasa akan lebih lancar, lebih efisien dan efektif. Kesatuan dan kesamaan aturan bahasa maupun konsep-konsepnya memudahkan untuk saling memahami di antara anggota masyarakat pemakai bahasa. Aturan bahasa yang sama tersebut juga mempermudah masyarakat memahami buku-buku yang ditulis dengan aturan bahasa.
2. Integrasi masyarakat atau kebudayaan
Perbedaan kebudayaan selalu sejalan dengan perbedaan konsep dan kata, sehingga saring terjadi bahwa kata yang ada dalam suatu bahasa tidak terdapat dalam bahasa lain. Dilihat dari integrasi dalam suatu masyarakat, pembakuan konsep dan kata maupun kesamaan aturan bahasa adalah syarat mutlak.
3. Pembinaan bahasa nasional
Variasi bahasa yang bukan baku sangat beragam, bergantung kepada pemakai bahasa dan berbagai variasi bahasa yang hidup dalam masyarakat. Biasanya bahasa baku mengatasi keanekaragaman variasi-variasi bahasa yang lain. Bahasa baku merupakan pedoman dan pangkal bagi variasi bahasa yang lain tersebut.

C. Keperluan Pembakuan Bahasa Indonesia
Melihat pembakuan bahasa dan keadaan bahasa Indonesia dewasa ini, pembakuan bahasa Indonesia sangat diperlukan. Pembakuan bahasa berarti pemilihan salah satu variasi yang diangkat untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu, dan ditempatkan di atas variasi yang lain. Pembakuan bahasa tidak dimaksudkan untuk mematikan variasi-variasi bahasa bukan baku. Variasi-variasi bahasa non baku tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya.

D. Dasar-dasar Pembakuan Bahasa Indonesia
Sehubungan dengan hal terebut di atas, M.F. Baradja mengemukakan lima dasar yang dapat dipertimbangkan untuk melakukan pembakuan bahasa Indonesia, yaitu
(Suhenda dan Supinah,1997:120)
1. Otoritas
2. Bahasa penulis terkenal
3. Demokrasi
4. Logika
5. Bahasa orang-orang yang dianggap terkenal oleh masyarakat.

E. Usaha Pembakuan Bahasa
Mengingat kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia maka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia adalah mutlak di dalam Negara republik Indonesia. Untuk itu harus dilakukan usaha-usaha pembakuan sebagai berikut:

1. Usaha pembakuan bahasa bertujuan agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat,cepat, dan efisien dalam komunikasi’ dalam hubungan itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah yang berupa aturan dan pegangan yang tepat di bidang ejaan, kosa kata, tata bahasa, dan peristilahan.
2. Dalam usaha pembakuan bahasa Indonesia perlu didahulukan bahasa tulis
karena corak yanglebih tepat dan batas-batas bidang-bidangnya; selin itu diperlukan pula pembakuan lafal bahasa Indonesia sebagai pegangan bagi para guru, penyiar televise dan radio, serta masyarakat umum.
3. Pembakuan bahasa Indonesia perlu dilaksanakan dengan mengesahkan:

a. Kodifikasi menurut situasi ragam dan gaya bahasa,
b. Kodifikasi menurut struktur bahasa sebagai system komunikasi yang menghasilkan tata bahasa dan kosa kata serta peristilahan yang baku,
c. Tersedianya saran pembakuan seperti kamus, ejaan, kamus umum, buku tata bahasa, pedoman umum ejaan, pedoman pembentukan istilah, dan pedoman gaya tukis menulis, dan
d. Kerja sama dengan para ahli bahasa guru, wartawan, penyiar radio dan televise, sastrawan, cendikiawan, lembaga-lembaga pendidikan, badan pemerintahan dan swasta, serta masyarakat umum.

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Pedidikan adalah suatu wadah yang dapat memberikan sumbangan bermakna bagi tatanan kehidupan bangsa. Pembelajaran adalah hal utama dalam pendidikan. Proses belajar akan mencapai hasil yang optimal apabila terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dengan adanya komunikasi antara pendidik dan peserta didik maka akan terbentuk proses pembelajaran yang humanistik. Jurgen Habermas adalah pelopor dari teori humanistik, menurut teori ini proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. lebih detail lagi, teori humanistik berkaitan dengan pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa kualitas hasil belajar dipengaruhi oleh kerjasama antara pendidik dan peserta didik. Pendidik berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar di sekolah. Tuntutan pada era global ini, adalah kemampuan pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dengan berbagai inovasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya.

Telah dijelaskan diatas bahwa interaksi antara pendidik dan peserta didik memiliki pengaruh dalam hasil belajar. Pendidik harus memahami karakteristik anak usia sekolah. Minimal cukup tahu perkembangan psikologis peserta didik. Hal itu penting karena usia sekolah cenderung lebih sensitife dan sulit beradaptasi dengan sekitar. Pemberian motivasi pada peserta didik dapat meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan kreatifitas baru. Motivasi yang baik pada setiap fase-fase perkembangan anak akan mengantarkan peserta didik diterima dalam lingkungan masyarakat dan memiliki pengalaman yang bagus terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan pemahaman dan bekal pendidik yang cukup tentang peserta didik, maka inovasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik dapat berjalan lancar.

Suasana dan kondisi saat pembelajaran berperan alam mencapai hasil belajar yang optimal, karena itu seorang pendidik harus pandai menguasai keadaan sehingga anak didiknya dapat nyaman dan memahami materi pelajaran. Pembelajaran tidak harus terpaku pada suasana kelas yang kaku. Proses pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan menyenangkan bahkan tidak harus di dalam ruangan tapi juga di lapangan. Habermas ( Dalam Ihat Hatimah,2009: 1.8) berpendapat bahwa belajar baru akan terjadi jika adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan yang berpengaruh adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Berdasarkan lingkungannya maka belajar menurut Habermas meliputi:

Belajar teknis yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Belajar praktis yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-oran disekitar. Dan belajar emansipatoris yaitu belajar yang berupaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya.

Penggunaan alat peraga akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi dan mengembangkan keterampilannya. Alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang membantu pendidik dalam mengajar. Penggunaan alat peraga tersebut diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah tertuang dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Proses Belajar Mengajar didasarkan pada Silabus, sehingga pendidik berpegang pada silabus saat melakukan pembelajaran, artinya pendidik telah diatur muatan materi dan waktunya. Meskipun terpaku pada silabus, sebagai pendidik harus dapat menyeimbangkan antara ketuntasan materi dan ketuntasan penguasaan bagi anak didiknya. Pendidik juga sering kali hanya percaya bahwa buku sebagai satu-satunya sumber informasi. Hal tersebut menjadikan peserta didik hanya terpaku pada buku-buku pelajaran, padahal banyak sumber lain yang menyenangkan dan bermakna dalam proses pembelajaran anak. Pendidik hendaknya aktif dalam mencari sumber atau memotifasi siswa agar ikut aktif menemukan sumber-sumber belajar (memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar secara perorangan) sehingga lebih mudah memahami materi. Pemahaman materi adalah hal terpenting dalam proses belajar.

Pendidik berperan membantu proses belajar peserta didik.Pendidik tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya, tetapi membantu peserta didik agar membentuk pengetahuannya sendiri. Pendidik hendak menumpuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didiknya. Di era globalisasi ini, teknologi internet yang sudah semua kalangan menikmatinya dapat digunakan untuk mewujudkan keinginan pendidik tersebut. Dengan sarana yang memunuhi, pendidik dapat membuat blog khusus peserta didiknya yang berisi bahan-bahan diskusi. Cara ini dapat menumbuhkan kemandirian peserta didik dalam mengerjakan tugasnya dan mencari sumber belajar serta keterampilan dalam menyampaikan pendapat dalam bentuk tulisan.

Upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik merupakan tanggung jawab bersama antara lembaga sekolah, keluarga, dan lingkungan setempat. Kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat akan memberikan pengertahuan yang cukup untuk peserta didik dalam pergaulannya dengan masyarakat. Inovasi pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan-tujuan pembelajaran, sistemastis, bertahap ,menyenangkan dan memperhatikan perkembangan peserta didik serta pengalaman belajar dari lingkungan yang dimiliki peserta didik akan membantu pendidik dalam menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan untuk dipahami oleh setiap peserta didik.

Pembuktian Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Sudah dijelaskan di depan bahwa konduksi merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi kalornya berpindah sedangkan zat perantaranya tidak bergerak.
Sebagai contoh yaitu : Andi ingin memberikan buku kepada Rahmat, tetapi dia tidak boleh berdiri dari tempat duduk, sehingga Andi harus mengoper2 bukunya melalui Budi, lalu Budi mengopernya ke Bagas, baru kemudian Bagas memberikannya kepada Rahmat.
Buku tersebut tetap sampai ke Rahmat tanpa Andi perlu untuk beranjak dari tempat duduknya. Hal ini yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara Konduksi. Kalor berpindah tanpa zat penghantarnya bergerak.
Perpindahan kalor dengan cara konduksi biasa terjadi pada jenis zat penghantar yang berbentuk padat, seperti besi. Sebatang besi yang dipanaskan dengan lilin kemudian dipegang pada ujung yang lain, pasti lama kelamaan ujung besi yang kamu pegang juga terasa panas, hal tersebut karena secara otomatis kalor mengalir dari nyala lilin (suhu tinggi) menuju bagian logam tersebut (suhu rendah). Walaupun hanya salah satu bagian logam yang bersentuhan dengan nyala api, semua bagian logam tersebut akan kepanasan juga. Tangan dapat merasakan panas logam, karena kalor mengalir dari logam (suhu tinggi) menuju tanganmu (suhu rendah).



Percobaan Perpindahan kalor secara Konduksi

I. Tujuan : Menunjukkan perbedaan daya hantar kalor berbagai zat padat melalui proses konduksi.
II. Alat dan bahan :
1. kawat/ batang alumunium tipis
2. kawat/batang besi/ seng tipis
3. kawat/batang tembaga tipis
4. lilin parafin/ malam tawon
5. balok kayu sebagai penyanggah
6. lilin/ spiritus
7. korek api
III. Langkah Kerja :
1. mengambil tiga batang logam yang berbeda, memberikan bulatan lilin paraffin atau malam tawon pada ujung masing-masing batang.
2. meletakkan tiga batang logam berlilin tadi dengan ujung tanpa lilin diikat menjadi satu kesatuan di atas balok kayu yang tersedia.
3. memanasi ujung batang yang terikat dengan pemanas.
4. mengamati kondisi bulatan lilin pada ujung lainnya,mencatat hasil pengamatan.






Gambar Percobaan Konduksi




IV. Hasil Pengamatan

No Nama batang Urutan malam tawon yang duluan meleleh
1 Besi 3
2 Alumunium 2
3 Tembaga 1

V. Kesimpulan
1. Kawat alumunium, besi, dan tembaga menerima jumlah kalor yang sama dari api lilin tetapi daya hantar kalor ketiganya berbeda.
2. Perpindahan kalor secra konduksi dapat terjadi dalam 2 proses berikut :
a. Pemanasan pada ujung zat menyebabkan partikel-partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik, atau energi kinetiknya bertambah. Partike-partikel yang energi kinetiknya lebih besar ini memberikan sebagian energi kinetic kepada partikel tetangganya melalui tumbukan sehingga partikel-partikel ini memiliki energi kinetic lebih besar. Demikian pemberian energi kinetik ke tetangganya terus sampai mencapai ujung yang dingin (tidak dipanasi). Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor dibutuhkan beda
suhu yang tinggi di antara kedua ujung.
b. Dalam logam, kalor dipindahkan melalui elektron- elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Di tempat yang dipanaskan, energi elektron-elektron bertambah besar. Oleh karena elektron bebas mudah berpindah, pertambahan energi ini dengan cepat dapat diberikan ke elektron-elektron lain yang letaknya berjauhan melalui tumbukan. Dengan cara ini
kalor berpindah lebih cepat. Semua kawat yang dipakai dalam praktikum ini memindahkan kalor dengan cara ini.
3. Berdasarkan percobaan ini maka kawat tembaga,besi, dan alumunium merupakan konduktor karena dapat dengan mudah menghantarkan kalor.